PAN menyerukan penanganan tegas terhadap pelaku pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia
Berita Dunia - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menegaskan, kasus dugaan pelecehan seksual terjadi di ajang Miss Universe Indonesia 2023. Zita meminta polisi mengusut tuntas dan menindak tegas pelakunya.
“Saya harap pemerintah turun tangan, Polri mengusut tuntas, mengusut dan menindak tegas oknumnya pak polisi. Perempuan adalah wajah sebuah bangsa, kalau perempuan lemah mudah dilecehkan, artinya itu gambaran dari bangsa kita, lemah dan mudah di lecehkan,” kata Zita dalam keterangannya, kepada Berita Dunia.
Politisi PAN ini mengatakan nilai ajang Miss Universe adalah untuk mengangkat derajat perempuan. Apalagi, acara tersebut juga disebut mampu memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
"Miss Universe adalah kontes kecantikan, nilainya adalah keanggunan seorang wanita paras dan intelektualnya, tujuanya adalah meningkatkan derajat wanita, keuntungannya adalah budaya Indonesia yang mendunia. Itu, hakikat dari Miss Universe," kata Zita.
Zita yang juga merupakan dewan pengurus pusat Perempuan Amanat Nasional juga menilai kasus seperti ini baru terjadi di ajang Miss Universe di Indonesia. Menurut Zita, body checking full tanpa busana lengkap itu merupakan tipu muslihat penyelenggara.
“Sejak Miss Universe Indonesia 1974, sepertinya baru pertama kali ada kasus bugil-bugilan seperti ini. Wajib tes body checking full telanjang, di depan umum baru berpose bugil. Apakah SOPnya seperti itu? Saya rasa tidak. Ini tipuan penyelenggara," katanya.
“Jujur sebagai perempuan saya kaget dan sedih, saya tahu persis apa yang mereka rasakan. Mereka pasti banyak merasakan terlecehkan, kesehatan mental bisa terganggu, drop. Kami perempuan di seluruh Indonesia, tertampar dengan kasus ini. Sambungnya. .
Diketahui, heboh kasus dugaan pelecehan seksual terjadi di ajang Miss Universe Indonesia 2023. Pelecehan terjadi dalam rangkaian perhelatan kontes kecantikan itu. Korban yang merupakan finalis ajang tersebut diminta melakukan foto telanjang saat body checking atau pemeriksaan tubuh.
Korban telah mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan polisi. Kini pihak kepolisian pun menindaklanjuti laporan yang ada dan akan melanjutkan proses penyelidikan terkait kasus tersebut. Terlapor dalam hal ini adalah PT Capella Swastika Karya
Kuasa hukum korban, Melissa Anggraeni mengatakan, pelecehan itu terjadi pada Selasa (1/8/2023). Tinggal beberapa hari lagi menuju final Miss Universe Indonesia 2023.
Dikatakannya, saat itu para finalis diundang untuk mencoba pakaian di sebuah ballroom hotel tempat digelarnya acara tersebut. Namun tanpa disadari, mereka justru memeriksa tubuh tanpa busana.
“Sebenarnya agendanya fitting, tapi mereka punya agenda. Fittingnya memang ada, tapi selain itu ada acara dadakan yang tidak dijadwalkan," kata Mellisa kepada Polda Metro Jaya.
Melissa mengungkapkan body checking tidak dilakukan di tempat privat.Tampat pelaksanaan body checking disbutnya hanya tertup banner dan juga gantungan baju
Melissa mengatakan korban tertekan saat pengecekan tubuh dalam keadaan telanjang dan kehadiran lawan jenis. Ia juga khawatir CCTV di ballroom hotel akan mengabadikan momen tersebut dan tersebar.
Tidak ada komentar: